Daftar Soal
1. Sejarah
Palembang
2. Sejarah
Jembatan Ampera
3. Sejarah
Monumen Perjuangan Rakyat(MONPERA)
4. Sejarah Masjid
Agung Palembang dan Masjid Lawang Kidul
5. Sejarah Masjid
Cheng Ho Palembang dan Masjid Ki Merogan
Soal
Sejarah Palembang
1.
Sebutkan
sejarah kota palembang......
Jawaban :
Kota Palembang merupakan kota tertua
di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya
yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka
tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di
daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota
ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik
dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih
terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990).
Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini
menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai
kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya
tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air
(menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau
lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi
oleh air.
Kondisi alam ini bagi nenek moyang
orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi
sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau
dan punya kecepatan yang tinggi. Selain kondisi alam, juga letak strategis kota
ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara
tiga kesatuan wilayah:
·
Tanah tinggi
Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan.
·
Daerah kaki
bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran
rendah.
·
Daerah
pesisir timur laut.
Ketiga kesatuan wilayah ini
merupakan faktor setempat yang sangat mementukan dalam pembentukan pola
kebudayaan yang bersifat peradaban. Faktor setempat yang berupa jaringan dan
komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil
mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di
Sumatera Selatan. Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota
Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada
wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang
Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan
Nusantara
Sriwijaya,
seperti juga bentuk-bentuk pemerintahan di Asia Tenggara lainnya pada kurun
waktu itu, bentuknya dikenal sebagai Port-polity. Pengertian Port-polity secara
sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan
mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam
spektrum luas. Pusat pertumbuhan dari sebuah Polity adalah entreport yang
menghasilkan tambahan bagi kekayaan dan kontak-kontak kebudayaan. Hasil-hasil
ini diperoleh oleh para pemimpin setempat. (dalam istilah Sriwijaya sebutannya
adalah datu), dengan hasil ini merupakan basis untuk penggunaan kekuatan
ekonomi dan penguasaan politik di Asia Tenggara.
Ada tulisan menarik dari kronik Cina
Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, menceritakan tentang
Sriwijaya sebagai berikut :Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu
lintas perdagangan asing di Selat. Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan
rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat. Jika ada
perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan. Setelah keadaan aman
kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah
dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang. Semua
awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi
pusat pelayaran.
Tentunya banyak lagi cerita, legenda
bahkan mitos tentang Sriwijaya. Pelaut-pelaut Cina asing seperti Cina, Arab dan
Parsi, mencatat seluruh perisitiwa kapanpun kisah-kisah yang mereka lihat dan
dengan. Jika pelaut-pelaut Arab dan Parsi, menggambarkan keadaan sungai Musi,
dimana Palembang terletak, adalah bagaikan kota di Tiggris. Kota Palembang
digambarkan mereka adalah kota yang sangat besar, dimana jika dimasuki kota
tersebut, kokok ayam jantan tidak berhenti bersahut-sahutan (dalam arti kokok
sang ayam mengikuti terbitnya matahari). Kisah-kisah perjalanan mereka penuh
dengan keajaiban 1001 malam. Pelaut-pelaut Cina mencatat lebih realistis
tentang kota Palembang, dimana mereka melihat bagaimana kehiduapan penduduk
kota yang hidup diatas rakit-rakit tanpa dipungut pajak. Sedangkan bagi
pemimpin hidup berumah ditanah kering diatas rumah yang bertiang. Mereka mengeja
nama Palembang sesuai dengan lidah dan aksara mereka. Palembang disebut atau
diucapkan mereka sebagai Po-lin-fong atau Ku-kang (berarti pelabuhan
lama).Setelah mengalami kejayaan diabad-abad ke-7 dan 9, maka dikurun abad
ke-12 Sriwijaya mengalami keruntuhan secara perlahan-lahan. Keruntuhan
Sriwijaya ini, baik karena persaingan dengan kerajaan di Jawa, pertempuran
dengan kerajaan Cola dari India dan terakhir kejatuhan ini tak terelakkan
setelah bangkitnya bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan
Islam yang tadinya merupakan bagian-bagian kecil dari kerajaan Sriwijaya,
berkembang menjadi kerajaan besar seperti yang ada di Aceh dan Semenanjung
Malaysia.
2.Coba anda uraikan tentang masa kesultanan
Palembang.....
Menurut Tomec Pires
yang menulis sekitar tahun kejatuhan Melaka, menyatakan bahwa pupusnya pengaruh
Majapahit dan Cina du Palembang adalah akibat kebangkitan Islam di wilayah
Palembang sendiri. Situasi dan kondisi ini menempatkan Palembang menjadi
wilayah perlindungan Kerajaan Islam Demak sekitar tahun 1546, yang melibatkan
Aria Penangsang dari Jipang dan Pangeran Hadiwijaya dari Pajang, dimana
kematian Aria Penangsang membuat para pengikutnya melarikan diri ke
Palembang.Para pengikut Aria Jipang ini membuat ketakutan baru dengan
mendirikan Kerajaan Palembang. Tokoh pendiri Kerajaan Palembang adalah Ki Gede
Ing Suro. Keraton pertamanya di Kuto Gawang, pada saat ini situsnya tepat
berada di komplesk PT. Pusri. Dimana makam Ki Gede Ing Suro berada di belakang
Pusri.Dari bentuk keraton Jawa di tepi sungai Musi, para penguasanya
beradaptasi dengan lingkungan melayu di sekitarnya. Terjadilah suatu akulturasi
dan asimilasi kebudayaan jawa dan melayu, yang dikenal sebagai kebudayaan
Palembang. Ki Mas Hindi adalah tokoh kerajaan Palembang yang memperjelas jati
diri Palemban, memutus hubungan ideologi dan kultural ddengan pusat kerajaan di
Jawa (Mataram). Dia menyatakan dirinya sebagai sultan, setara dengan Sultan
Agung di Mataram.
Ki Mas Hindi
bergelar Sultan Abdurrahma, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Cinde Walang
(1659-1706). Keraton Kuto Gawang dibakar habis oleh VOC pada tahun 1659, akibat
perlawanan Palembang atas kekurang ajaran hasil wakil VOC di Palembang, Sultan
Abdurrahman memindahkan keratonnya ke Beringin Janggut (sekarang sebagai pusat
perdangangan).
Sultan Mahmud
Baaruddin I yang bergelar Jayo Wikramo (1741-1757) adalah merupakan tokoh
pembangunan Kesultanan Palembang, dimana pembangunan modern dilakukannya.
Antara lain Mesjid Agung Palembang, Makam Lembang (Kawah Tengkurep), Keraton
Kuto Batu (sekarang berdiri Musium Badarudin dan Kantor Dinas Pariwisata Kota
Palembang). Selain itu dia juga membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan, yang
berfungsi ganda, yaitu baik sebagai alur pelayaran, pertanian juga untuk pertahanan.
Badaruddin Jayo Wikramo memantapkan konsep kosmologi Batanghari Sembilan
sebagai satu lebensraum dari kekuasaan Palembang. Batanghari Sembilan adalah
satu konsep Melayu - Jawa, yaitu adalah delapan penjuru angin yang terpencar
dari pusatnya yang, merupakan penjuru kesembilan. Pusat atau penjuru kesembilan
ini berada di keraton Palembang (lebih tegas lagi berada ditangan Sultan yang
berkuasa).
3.Sebutkan Kegiatan Pembangunan yang Menonjol pada masa
kerajaan Sriwijaya....
Pusat
pemerintahan dan pemukiman terletak di bagin barat kota Palembang. Bentuk
pembangunan yang dilakukan berupa :
1. Tata ruang dan saluran air serta
pengurukan dan penimbunan daerah rawa (di Kelurahan Karang Anyar, kelurahan
Bukit Lama dan Kecamatan Seberang Ulu I), baik bentuk istana, pemukiman warga
maupun tempat ibadah.
2. Bangunan tempat ibadaha berupa
Vihara dan kelengkapannya.
3. Pembangunan pelabuhan, serta sarana
Transportasi.
4. Pembangunan Istana serta rumah-rumah
tempat tinggal penduduk, baik diatas daratan, maupun di atas sungai berupa
rakit dan rumha bertiang di atas rawa.
5. Pembangunan industri antara lain
industri manik-manik di Ilir Barat.
6. Pembangunan Taman Srisetra dibagian
barat kota (Prasasti Karang Tuo).
4. Sebutkan Kegiatan pembangunan yang menonjol pada masa kesultanan
Pusat pemerintahan pada awal kebangkitan, di bagian
timur kota palembang (di sekitar PT. PUSRI dan Kelurahan I Ilir). Kemudian
setelah hampir satu abad pindah ke bagian tengah di Kelurahan 19 Ilir, bentuk
pembangunan yang dilakukan berupa :
1. Keraton/Istana Kuto Gawang (PT Pusri
I Ilir), Kuto Lamo dan Kuto Besak (Kelurahan 19 Ilir).
2. Benteng pertahanan (pemasangan
lantai di Sungai Musi untuk menghalangi kapal musuh).
3. Mesjid (di I Ilir, Beringin Janggut
dan Mesjid Agung 19 Ilir).
4. Pelabuhan dan tempat penambatan
angkutan sungai.
5. Makam raja-raja Palembang.
6. Penataan tata ruang kota (seperti
Kepandean, Sayangan, Kebumen, Depaten).
7. Pembangunan oleh masyarakat
(klenteng, rumah limas, industri rumah tangga tenunan, ukiran, dll)
5.Arti nama Pakembang adalah.......
Nama Palembang banyak mempunyai arti.
Pengertian yang mendekati kenyataan adalah apa yang diterjemahkan oleh R.J.Wilkinson
dalam kamusnya ‘A Malay English Dictionary’ (Singapore, 1903): lembang
adalah tanah yang berlekuk, tanah yang rendah, akar yang membengkak karena
terendam lama di dalam air. Menurut Kamus Dewan (karya Dr.
T.Iskandar, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1986), lembang berarti lembah,
tanah lekuk, tanah yang rendah. Untuk arti lain dari lembang adalah
tidak tersusun rapi, terserak-serak. Sedangkan menurut bahasa Melayu,
lembang berarti air yang merembes atau rembesan air. Arti Pa atau
Pe menunjukkan keadaan atau tempat.
Menurut I.J. van Sevenhoven (Lukisan tentang
Ibukota Palembang, Bhratara, Jakarta, 1971, hlm. 12), Palembang berarti
tempat tanah yang dihanyutkan ke tepi, sedangkan Stuerler menerjemahkan Palembang
sebagai tanah yang terdampar. Pengertian Palembang tersebut kesemuanya
menunjukkan tanah yang berair. lni tidak jauh dari kenyataan yang ada, bahkan
pada saat sekarang, yang dibuktikan oleh data statistik tahun 1990, bahwa masih
terdapat 52,24% tanah yang tergenang di kota Palembang. Sebagai catatan
tambahan, di Kotamadya sekarang ini masih tercatat sebanyak 117 buah anak-anak
sungai yang mengalir di tengah kota.
Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang
Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana
transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan
punya kecepatan yang tinggi. Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini
yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara
tiga kesatuan wilayah:
·
Tanah tinggi
Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan
·
Daerah kaki
bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran
rendah
·
Daerah
pesisir timur laut
Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat
yang sangat menentukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat
peradaban.
Kapan Nama Palembang ‘Lahir’?
Kapan nama Palembang “lahir” tepatnya belum
dapat diperkirakan. Apakah nama ini lahir sejak Sriwijaya runtuh atau
sebaliknya nama Palembang lahir lebih dahulu sebelum nama Sriwijaya “lahir”.
Dari sumber Cina, yaitu kronik Chu-fan-chi, karya Chau Ju-kua
tahun 1225, disebutkan nama Pa-lin-fong (Palembang), adalah salah satu
bawahan San-fo-tsi.
Wang Ta-yuan dalam catatan perjalanannya Tao-i chih-lio
(1349-1350), membedakan antara San-fo-tsi dengan Ku-kang (Kiu-Kiang),
yaitu dua buah nama dan tempat yang berbeda. Menurut Ma-huan dalam
Ying-yai-Sheng-lan ditulis tahun 1416, menyatakan bahwa Ku-kang adalah negeri
yang dahulunya disebut San-fo-tsi (San-bo-tsai).
Dari kronik-kronik Cina, sebagian mengatakan bahwa
pengertian San-fo-tsi dapat berarti Palembang dan juga Jambi. J.L.Moens
mempertegas bahwa yang disebut kerajaan San-fo-tsi bukan hanya satu kerajaan
saja, dia menyarankan bahwa ahli sejarah harus membedakan “San-fo-tsi
Palembang” dan “San-fo-tsi Melayu”. Sayangnya J.L. Moens tidak tuntas
menyelesaikannya.
Banyak penulis sejarah berpendapat kekeliruan
penulisan Cina karena San-fo-tsi (Suarnabhumi atau Pulau Emas) dengan hanya
menyebutkan nama pulaunya saja, tidak mendetil dengan nama-nama kerajaan di
bagian pulau tersebut.
Nama Palembang pada zaman klasik, selain dalam catatan
kronik Cina, juga tertulis dalam Nagarakertagama karangan
Prapanca pada tahun 1365. Di dalam Pupuh XIII disebutkan
negara-negara bawahan Majapahit di daerah Melayu adalah; Jambi, Palembang,
Dharmasraya, Toba dan seterusnya.
Setelah zaman Islam nama Palembang menjadi populer
dengan dimuatnya di dalam Babad Tanah Jawi (1680) dan Sejarah
Melayu (1612). Sejarah Melayu aslinya ditulis sekitar tahun 1511,
ditulis kembali dari pelbagai versi, antaranya oleh Abdullah ibn Abdulkadir
Munsyi yang menulis kembali teks tahun 1612. Teks yang menceritakan Palembang
dari Sejarah Melayu:
….. ada sebuah negeri di tanah Andalas,
Perlembang namanya, Demang Lebar Daun nama rajanya, asalnya daripada anak-cucu
Raja Sulan; Muara Tatang nama sungainya. Adapun negeri Perlembang itu,
Palembang yang ada sekarang inilah. Maka Muara Tatang itu ada sebuah sungai,
Melayu namanya; di dalam sungai itu ada sebuah bukit Seguntang Mahameru
namanya.
Jembatan Ampera
1.
Apa yang
anda ketahui tentang jembatan ampera?
Jembatan
Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan
Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota
Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang
dipisahkan olehSungai Musi.
2.
Sebutkan
struktur jembatan ampera!
Panjang : 1.117 m (bagian tengah 71,90 m)
Lebar : 22 m
Tinggi : 11.5 m dari permukaan air
Tinggi Menara : 63 m dari permukaan tanah
Jarak antara menara : 75 m
Berat : 944 ton’
3.
Sebutkan
sejarah berdirinya jembatan ampera!
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April
1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya
diambil dari dana pampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya,
jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut
sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan
kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh
memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di
atas Sungai Musi..
4.
Sebutkan
Kontraktur bangunan jembatan ampera!
Kontraktor utama pelaksana:
Fuji Car Manufacture Co. Ltd.
Fuji Car Manufacture Co. Ltd.
Sub kontraktor yang tercatat yaitu:
Fuji Sharyo Co. Ltd (steel girder dan tower)
Obayashi Gumi Co. Ltd (Pier 1 s.d. 6 dan abutmen 1)
Fuji Electric Seizo Co. Ltd (fasilitas listrik dan mekanikal)
P.N. Hutama Karya dan P.N. Waskita Karya (jembatan dan pendekat/oprit)
Fuji Sharyo Co. Ltd (steel girder dan tower)
Obayashi Gumi Co. Ltd (Pier 1 s.d. 6 dan abutmen 1)
Fuji Electric Seizo Co. Ltd (fasilitas listrik dan mekanikal)
P.N. Hutama Karya dan P.N. Waskita Karya (jembatan dan pendekat/oprit)
5.Sebutkan keistimewaan jembatan
ampera!
Jembatan Ampera pernah direnovasi pada tahun 1981, dengan menghabiskan
dana sekitar Rp 850 juta. Renovasi dilakukan setelah muncul kekhawatiran akan
ancaman kerusakan Jembatan Ampera bisa membuatnya ambruk.
Bersamaan dengan eforia reformasi tahun 1997, beberapa onderdil jembatan
ini diketahui dipreteli pencuri. Pencurian dilakukan dengan memanjat menara
jembatan, dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi.
Warna jembatan pun sudah mengalami 3 kali perubahan dari awal berdiri berwarna
abu-abu terus tahun 1992 di ganti kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi
merah sampai sekarang.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah
tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan
ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan
untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.
Monpera
1.
Sebutkan
latar belakang dibangunya monpera!!
Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Sumatera Selatan
ketika melawan kaum penjajah pada masa revolusi fisik yang dikenal dengan
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang yang pecah pada tanggal 1 Januari
1947 yang melibatkan seluruh rakyat Palembang melawan Belanda.
2.
Sebutkan
kondisi bangunan MONPERA!!
Bagian depan : 6
cagak (tiang) beton
Di depan Monpera
terdapat gading gajah besar
Terdapat lambang
Garuda
Bentuk bangunan menyerupai
melati berkelopak lima
Tinggi bangunan 17
meter.
3.
Sebutkan
apa saja yang ada didalam bangunan monpera!!
Terdiri dari 8 Lantai
Lantai 1, 3, dan 5
dijadikan Museum
Lantai 2 berisi 14
pucuk senjata
Lantai 3 terdapat 6
patung replika wajah pejuang
Lantai 4 digunakan untuk kantor
4.
Sebutkan
letak monpera
Berada
disamping jembatan Ampera depan Masjid Agung Palembang
Coordinates:
2°59'23"S
104°45'38"E
5. Kapan Monpera diresmikan
Diresmikan : 23 Februari 1988
Masjid Agung Palembang
dan
Masjid Lawang Kidul
1. Sebutkan
sejarah singkat didirikanya masjid agung!
Masjid Agung
Palembang merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini
mulai didirikan dari tahun 1738 sampai 1748 oleh SMB 1 atau Sultan Mahmud
Badaruddin Jaya Wikramo . Konon masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar
di Nusantara pada saat itu.
2. Sebutkan
lokasi masjid agung palembang!
Masjid ini
terletak dekat dengan Monumen Perjuangan Rakyat, berada di belakang BKB.
Jika menggunakan angkot jurusan ampera dapat turun di kantor pos dekat Benteng
Kuto Besak/Besar kemudian jalan ke arah Utara
3. Sebutkan
asal usul pemberian nama masjid agung Palembang!
Pemberian
nama masjid ini merupakan penghormatan dan untuk mengenang jasa jasa Sultan
Mahmud Badaruddin II yang begitu gigih melawan pasukan Inggris dan Belanda
sampai ahirnya beliau di asingkan ke Ternate, Provinsi Maluku Utara hingga
wafat dan dimakamkan disana. Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di Kesultanan
Palembang Darussalam tahun 1803 hingga tahun 1821.
4. Sebutkan
kapasitas masjid agung palembang!
Bangunan
Masjid asli mampu menampung 1.800 jamaah.
Masjid
tambahan yang baru dapat menampung hingga 9000 jemaah.
5. Sebutkan
sejarah pembangunan masjid agung palembang!
Pembangunan
masjid ini berlangsung selama 10 tahun.
Dimulai pada
hari Senin, 1 Jumadil akhir 1151 H(1738M)-Senin,28 jumadil awal 1161 H(1748M)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
Sebutkan sejarah singkat masjid lawang kidul!
Masjid Lawang Kidul adalah salah satu masjid tua di kota Palembang. Rumah ibadah ini
dibangun dan diwakafkan ulama Palembang Kharismatik, Ki. Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs. H. Mahmud alias K.
Anang pada tahun 1310 H(1890 M).
2.
Sebutkan sejarah pembangunan masjid lawang kidul!
Masjid
Lawang Kidul hingga kini masih menampakkan kekukuhan dan kemegahan perkembangan
Islam di kota ini. Hingga sekarang, masjid yang bangunan induknya memiliki luas
lantai lebih kurang 20 X 20 meter itu, sebagian besar masih asli. Namun,
terdapat bangunan tambahan sehingga luasnya saat ini menjadi 40 X 41 meter.
Pemugaran dilaksanakan pada 1983-1987 lalu. Meskipun sebagian besar materialnya
asli, ada beberapa bagian yang terpaksa diganti. Bagian yang diganti itu,
terutama bagian atapnya yang semula genting belah bambu. Karena genting jenis
itu tidak ada lagi, diganti dengan genting kodok.
3.
Sebutkan letak masjid lawang kidul !!
Masjid ini terletak di tepian Sungai Musi di
semacam tanjung yang terbentuk oleh pertemuannya dengan muara Sungai
Lawangkidul, di kawasan Kelurahan Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II.
4.
Sebutkan material bangunan masjid lawang kidul !
Konon, material bangunan itu terdiri atas
campuran kapur, telur, dan pasir. Sedangkan bahan kayunya –tiang, pintu, atap,
dan bagian penunjang lainnya- terbuat dar kayu unglen.
5.
Mengapa masjid lawang kidul di dirikan di dekat sungai
musi?
Karena ki
merogan sering menyampaikan dakwah di daerah dekat sungai musi tersebut.
Masjid Cheng Ho
dan
Majid Ki Merogan
1.
Sebutkan
sejarah masjid cheng ho Palembang
keberadaan Laksamana Cheng Ho tak
dipisahkan dari Palembang. Sejak melakukan pelayaran mengelilingi dunia,
Cheng Ho sempat tiga kali datang ke Palembang.
Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok
(berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming.
Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保),
berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho
ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui,
suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.
Alam penyebaran Islam di Indonesia,
selain dilakukan para pedagang dari Arab dan sekitarnya, ternyata para pedagang
asal Tionghoa
ikut berperan menyebarkan Islam di daerah pesisir Palembang. Di sini pula peran
Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkan Islam di Palembang. Armada Cheng Ho
sebanyak 62 buah kapal dan tentara yang berjumlah 27.800 yang dipimpinnya itu
pernah empat kali berlabuh di pelabuhan tua di Palembang. Pada 1407 Kota
Palembang yang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya pernah meminta bantuan
armada Tiongkok yang ada di Asia Tenggara untuk menumpas perampok-perampok
Tionghoa Hokkian yang mengganggu ketenteraman. Kepala perampok Chen Tsu Ji
tersebut berhasil diringkus dan dibawa ke Peking. Semenjak itu, Laksamana Cheng
Ho membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Kota Palembang yang memang sudah ada
sejak zaman Sriwijaya banyak didiami orangorang Tionghoa. Gerombolan perompak
yang dipimpin Chen Tsu Ji, sebenarnya bekas seorang perwira angkatan laut China
asal Kanton. Dia melarikan diri ketika Dinasti Ming berkuasa. Pelariannya
berlabuh di Palembang. Kedatangannya ke Palembang telah membuat resah para
pedagang yang singgah. Sebab, Chen Tsu Ji membawa ribuan pengikutnya dan
membangun basis kekuasaan di Palembang, atau dalam bahasa China, po-lin-fong,
yang berarti ”pelabuhan tua.” Selama berkuasa di Palembang, Chen Tsu Ji
menguasai daerah sekitar muara Sungai Musi, perairan Sungsang, dan Selat
Bangka. Anak buah Chen Tsu Ji merompak semua kapal yang melintasi perairan itu.
Kebetulan atau tidak, daerah-daerah itu sampai kini jadi kantung-kantung bandit
Palembang. Selama perjalanan Cheng Ho antara 1405–1433 M, dia pernah empat kali
ke Palembang. Tahun 1407 masehi, armada Cheng Ho mampir ke Palembang dalam
rangka menumpas perompak yang dipimpin Chen Tsui Ji tersebut. Kemudian, pada
tahun 1413–1415M, 1421–1422M, dan tahun 1431–1433 M, armada Cheng Ho berlabuh
ke Palembang. Setelah memberantas para perampok, Laksamana Cheng Ho
berlabuh hingga tiga kali ke Palembang. Namun, tidak ada yang tahu maksud dan
tujuannya.[1]
2. Sebutkan fungsi masjid chengho palembang
Fungsi masjid Cheng Ho lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid ini menghelat kegiatan-kegiatan agama dan kemasyarakatan, dan telah menjadi sebuah tujuan wisata, yang menarik para pengunjung dari Malaysia, Singapura, Taiwan dan bahkan Rusia.
Masjid Cheng Ho menjadi bukti bahwa di Indonesia ada ruang bagi para warga untuk mengekspresikan identitas unik mereka – percampuran tradisi dan budaya Tionghoa dan Islam dalam konteks lokal Indonesia.
3. Bagaimana arsitektur masjid chengho palembang?
Masjid Sriwijaya Muhammad Cheng Hoo, sebuah masjid yang berlokasi di Jakabaring ini punya disain arsitektur China, mampu menampung jamaah sekitar 600 dan berlantai 2.
Masjid Cheng Ho punya desain arsitektur yang unik, yang memadukan unsur-unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa Cina dan Arab. Masjid yang dibangun di atas tanah 5.000 meter persegi ini berada di sebuah kompleks perumahan kelas menengah
Masjid ini
mulai digunakan sejak Agustus 2008. Tidak ada pembatas yang memisahkan jamaah
laki-laki dan perempuan di dalam masjid. Laki-laki salat di lantai pertama,
sedang perempuan di lantai kedua. Di lingkungan masjid ini ada sebuah rumah
kecil buat imam, sebuah kantor, sebuah perpustakaan, dan sebuah ruang
serbaguna.
4.
Sebutkan keterkaitan masjid chengho dan laksamana
cheng ho!
Sejarah kota
Palembang memang tak terpisahkan dengan Laksamana Cheng
Ho. Sejak melakukan
pelayaran mengelilingi dunia, Cheng Ho sempat 4 kali datang ke Palembang. Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang
kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar
ketiga dari Dinasti Ming.
Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal
dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保), berasal dari provinsi Yunnan.
Ketika
pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap lalu diwajibkan untuk
menjalani pendidikan militer sampai kemudian menjadi Laksamana. Cheng Ho
berasal dari suku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han,
namun beragama Islam.
Penyebaran
Islam di Indonesia,
selain dilakukan para pedagang dari Arab dan sekitarnya, ternyata para pedagang
asal Tionghoa ikut berperan menyebarkan Islam di
daerah pesisir Palembang. Di sini pula peran Laksamana Cheng Ho dalam
menyebarkan Islam di Palembang. Armada Cheng Ho sebanyak 62 buah kapal
dan tentara yang berjumlah 27.800 yang dipimpinnya itu pernah empat kali
berlabuh di pelabuhan tua di Palembang.
Pada
tahun 1407 Kota Palembang yang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya pernah
meminta bantuan armada Tiongkok yang ada di Asia Tenggara untuk menumpas
perampok-perampok Tionghoa Hokkian yang mengganggu ketenteraman. Kepala
perampok tersebut yang bernama Chen Tsu Ji berhasil
diringkus dan dibawa ke Peking. Semenjak itu, Laksamana Cheng Ho membentuk
masyarakat Islam Tionghoa di Kota Palembang yang memang sudah ada sejak zaman
Sriwijaya.
Gerombolan perompak yang dipimpin Chen Tsu Ji, sebenarnya bekas seorang perwira
angkatan laut China asal Kanton. Dia melarikan diri ketika Dinasti Ming
berkuasa. Pelariannya berlabuh di Palembang. Kedatangannya ke Palembang telah
membuat resah para pedagang yang singgah. Sebab, Chen
Tsu Ji membawa ribuan pengikutnya dan membangun basis kekuasaan di
Palembang, atau po-lin-fong dalam
bahasa China, yang berarti ”pelabuhan tua.” Selama berkuasa di Palembang, Chen Tsu Ji menguasai daerah sekitar muara
Sungai Musi, perairan Sungsang, dan Selat Bangka.
Jemaah Masjid Cheng Ho
Palembang, Ukiran pada mimbar khatib
tersebut sangat
khas ukiran Palembang, yang senantiasa
di dominasi oleh ukiran
flora dibalur dengan warna emas
|
Anak
buah Chen Tsu Ji merompak semua kapal
yang melintasi perairan itu. Kebetulan atau tidak, daerah-daerah itu sampai
kini jadi kantung-kantung bandit Palembang. Selama perjalanan Cheng Ho antara
1405–1433 M, dia pernah empat kali ke Palembang. Tahun 1407 masehi, armada
Cheng Ho mampir ke Palembang dalam rangka menumpas perompak yang dipimpin Chen Tsui Ji tersebut. Kemudian, pada tahun
1413–1415M, 1421–1422M, dan tahun 1431–1433 M, armada Cheng Ho berlabuh ke
Palembang. Setelah memberantas para perampok, Laksamana Cheng
Ho berlabuh hingga
tiga kali ke Palembang. Namun, tidak ada yang tahu maksud dan tujuannya.
Hingga
kini etnis thionghoa menjadi salah satu etnis yang mendiami wilayah Sumsel, dan
menurut catatan saat ini Tionghoa muslim di Sumsel berjumlah sekitar 4.000
orang. Sekitar 2.000 orang lebih muslim Tionghoa telah lama menetap di
Palembang
5.
Adakah masjid
chengho lain di palembang, jika ada , dimana sajakah?
Ada, di surabaya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
Sebutkan
sejarah masjid ki merogan!
Masjid
Ki Merogan terletak di muara Sungai Ogan dan Sungai Musi didirikan pada 1890 M
(1310 H) oleh Ki Mgs H Abdul Hamid bin Mahmud atau lebih dikenal dengan Ki
Merogan. Sebagian bangunan ini masih asli seperti tiang penunjang, rangka
bangunan atap, langit-langit, serta kuda-kuda dan mimbar khas masjid baik bahan
maupun hiasannya. Di sisi selatan masjid terdapat makam yang selalu dikunjungi
peziarah
2.
Sebutkan dan
jelaskan kisah kisah yang ada pada masjid ki merogan!
A. Kisah Anak Yatim
Pada suatu hari kala itu beliau masih
berada di Mekkah menuntut ilmu berkatalah bahwa dia akan kembali ke Indonesia
untuk mengurus anak yatim. Anak Yatim yang dimaksud adalah Masjid Merogan dan
Masjid Lawang Kidul.
B. Kisah Tentang Ikan
Seorang pedagang ikan dari OKI membawa
ikan untuk dijual di pasar ikan di Palembang. Mendekati kota Palembang, si
pedagang tiba-tiba menyaksikan ikannya dalam keadaan mati dan dia akan
mengalami kerugian yang cukup besar.
Tiba-tiba ia teringat kemasyuran Ki
Merogan untuk meminta nasehat, setelah tiba belum sempat berkata Sang Kyai
menegur, kisanak ikan-ikan yang berada di perahumu tidaklah mati, Insya Allah
ikanmu hidup, jualah ke pasar dan hiduplah serta peliharalah keluargamu
baik-baik. Benar saja tiba di perahu dilihatnya ikan yang dibawanya dalam
keadaan hidup.
Cerita lain tentang ikan dari seorang
penduduk yang ingin membuktikan kekramatan KiMerogan dengan melepas seekor ikan
besar sambil berucap “hai ikan pergilah engkau enemui Ki Merogan sebagai hadiah
dariku” beberapa hari kemudian dia menemui Ki Mogan di masjid Merogan, sebelum
sempat mengutarakan maksudnya Sang Kyaimenyapa lebih dulu dan berkata bahwa
kirimannya sudah diterima.
C. Zikir Merogan
Beliau mengajarkan zikir dengan cara unik
yaitu bila beliau mengajar ke Masjid Lawang Kidul atau sebaiknya menggunakan
perahu sambil berkayuh inilah Kyai mengajak murid-muridnya bersama-sama
mengucapkan zikir berulang-ulang dan maklumlah penduduk sekitarnya bahwa Ki
Merogan lewat. Kisah Gajahnata ini bersumber dari seabad Masjid Lawang Kidul
dan Masjid Merogan yang disusun oleh Dr. K. H. O. Gajahnata.
3. Coba
anda kisahkan riwayat hidup ki merogan!
Kiai Merogan senantiasa mengajarkan
zikir kepada pengikutnya dengan cara yang unik. Apabila Beliau akan
pergi-pulang dari Masjid Kiai Merogan ke Masjid Lawang Kidul, sambil mengasuh
perahu Beliau dan pengikutnya bersama-sama menyenandungkan zikir secara
berulang-ulang. Karena itulah penduduk sekitar tahu kalau Kiai Merogan sedang
lewat dan sejak itulah Beliau dikenal dengan nama Kiai Merogan. Nama Kiai
Merogan sesuai dengan aktivitas Beliau yang sering berada di kawasan Muara
sungai Ogan yang airnya mengalir ke sungai Musi.
Tidak hanya Masjid Kiai Merogan yang
dibangun Kiai Merogan, tetapi Masjid Lawang Kidul yang berada di tepi Sungai
Musi, di daerah seberang ilir, kelurahan 5 ilir. Selain itu, Kiai Merogan juga
mendirikan masjid di desa Pedu, Pemulutan, OKI dan masjid di desa Ulak Kerbau
Lama, Pegagan Ilir, OKI. Sangat disayangkan, kebakaran yang terjadi pada tahun
1964—1965 telah menghanguskan peninggalan karya tulis Kiai Merogan.
Semasa hidupnya, Ki Merogan
melakukan pelawatan ke Mekkah dan Saudi Arabia untuk menuntut ilmu agama.
Namun, selama berada di negeri orang, Beliau senatiasa terbayang dan teringat
pada “Si anak Yatim” yang berada di tepian Sungai Ogan dan tepian Sungai Musi,
yang tak lain adalah Masjid Kiai Merogan dan Masjid Lawang Kidul.
Kiai Merogan meninggalkan para
pendukungnya pada 31 Oktober 1901 dan dimakamkan di sekitar Masjid Kiai Merogan
Meskipun, Kiai Merogan telah lama tiada, makamnya dikeramatkan hingga kini dan
senantiasa ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai daerah
untuk berdoa dan mendapat berkah.
Kiai Merogan dapat dipandang sebagai
sejarah kolektif (folk history). Cerita-cerita orang-orang suci (legends
of the saints) dapat terus hidup di tengah masyarakat pendukungnya.
Cerita-cerita mengenai kemujizatan,
wahyu, permintaaan melalui sembahyang, kaul yang terkabul, dan lain-lain dapat
kita peroleh melalui pewarisan lisan dari waktu ke waktu, di antaranya kisah
mengenai ikan.
Pada suatu waktu ada pedagang ikan
yang berasal dari OKI membawa ikan yang hendak dijualnya ke Palembang. Namun,
ketika sampai di Palembang, semua ikan-ikan tersebut mati. Lalu, pedagang itu
teringat akan kemasyuran Kiai Merogan. Kemudian pedagang tersebut menemui Kiai
Merogan untuk meminta nasihat. Belum sempat pedagang itu berkata sepatah
katapun, Kiai Merogan langsung berkata, “Insya’Allah, semua ikan-ikanmu hidup
dan dapat dijual ke pasar!” Ketika sampai di perahu, pedagang itu melihat
seluruh ikan-ikannya hidup.
Kisah lainnya, ketika seseorang
ingin membuktikan kekeramatan Kiai Merogan dengan cara melepas seekor ikan yang
besar, sambil berkata “Hai Ikan, pergilah Engkau menemui Kiai Merogan di Masjid
Merogan!” Belum sempat mengutarakan maksudnya, sang Kiai lebih dulu menyapanya
dan berkata kalau kirimannya sudah sampai dan diterima dengan baik.
Kiai Merogan memang telah lama
tiada, namun peninggalannya tetap abadi dan berdiri kokoh. Kisah, perjuangan,
dan ajarannya senantiasa hidup, hadir, dan menjadi teladan masyarakat
pendukungnya dari waktu ke waktu
4. Sebutkan
fungsi masjid ki merogan!
Sekarang masjid ini masih dipergunakan sebagai tempat
ibadah atau tempat kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
5. Sebutkan
nama naskah yang ditulis ki merogan untuk membuat masjid ki merogan tersebut!
Kiai Merogan mendirikan masjid tersebut
dengan sebuah naskah yang terdapat tulisan “Nuzar Nujal Lillahi Ta’alai” pada
tanggal 6 Syawal 1310 H. Di masa Kesultanan Palembang masjid ini punya peran
yang strategis dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat
Palembang.
0 komentar:
Posting Komentar