SEJARAH PALEMBANG
Fase Kerajaan Sriwijaya
Prasasti Kedukan Bukit
berangka 682 Masehi merupakan prasasti tertua yang ditemukan di
Palembang. Prasasti ini menceritakan adanya pasukan besar yang datang
dari Minanga Tamwan dengan perasaan suka cita. Sejarawan merujuk angka
pada prasasti ini sebagai hari lahir Sriwijaya, walaupun kemungkinan
Palembang telah menjadi ibukota kerajaan sebelum tahun tersebut.
Pada periode 850 - 1025 Masehi,
Palembang merupakan kota terkaya di Asia Tenggara, hal ini seiring
dengan kemakmuran perdagangan Kerajaan Sriwijaya. Selain menjadi pusat
perdagangan Timur Jauh, pada masa ini Palembang juga menjadi pusat
pengajaran agama Buddha. Para pelajar dari Tiongkok banyak singgah di kota ini untuk mempelajari agama Buddha sebelum melanjutkannya di India.
Fase Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Pada tahun 990, Dharmawangsa dari Kerajaan Medang menyerang Palembang. Pada penyerangan ini istana kerajaan diserbu dan Palembang luluh lantak. Namun Culamanivarmadeva,
raja yang berkuasa ketika itu, dapat menguasai keadaan dan memukul
balik pasukan Jawa untuk kembali ke Medang. Palembang yang makmur itu
kembali mendapat serangan dari pihak asing. Rajendra Chola dari Kerajaan Chola
menjarah Palembang pada tahun 1025. Setelah menghancurkan Palembang
dan menawan rajanya, pasukan Chola menjarah harta kerajaan yang
melimpah ruah sebagai rampasan perang.
Dengan penyerangan ini situasi
kerajaan tidak terkendali yang berakibat pindahnya ibukota Sriwijaya ke
Jambi. Sejak kepindahan ini Palembang hanya menjadi kota pelabuhan
sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.
Setelah keruntuhan Sriwijaya,
tidak ada kekuasaan besar yang mengendalikan kota. Pada masa itu di
Palembang dan sekitarnya bermunculan kekuatan-kekuatan lokal seperti
kelompok Panglima Bagus Kuning di hilir Sungai Musi, kelompok Si Gentar
Alam di daerah perbukitan, kelompok Tuan Bosai dan Junjungan Kuat di
daerah hulu Sungai Komering, kelompok Panglima Gumay di sepanjang Bukit
Barisan dan sebagainya. Selain itu beberapa pedagang Tiongkok
menjadikan kota ini sebagai pangkalan perdagangan mereka. Orang Laut juga menjadikan Palembang sebagai markas mereka sebagai bajak laut.
Pada fase inilah muncul pangeran Sriwijaya yang terakhir, Parameswara. Setelah penyerangan Majapahit ke Palembang, Parameswara bersama Sang Nila Utama pergi melarikan diri ke Tumasik. Di sana ia membunuh gubernur Tumasik yang berkebangsaan Thai. Sewaktu pasukan Thai akan menyerang Tumasik, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka di Semenanjung Malaya dan mendirikan Kerajaan Malaka. Parameswara memeluk Islam untuk menikahi putri Samudera Pasai
dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah. Malaka berkembang
pesat pada abad ke-15 sehingga Parameswara menjadi sebagai penguasa
tunggal perairan Selat Malaka dan sekitarnya, bahkan Palembang akhirnya berada di bawah pengaruhnya.
Fase Kesultanan Palembang Darussalam
Hancurnya
Majapahit di Jawa secara tidak langsung memberikan andil pada kekuatan
lama hasil dari Ekspedisi Pamalayu di Sumatera. Beberapa tokoh penting
di balik hancurnya Majapahit seperti Raden Patah, Ario Dillah (Ario Damar) dan Pati Unus merupakan tokoh-tokoh yang erat kaitanya dengan Palembang. Setelah Kesultanan Demak
yang merupakan pengganti Majapahit di Jawa berdiri, di Palembang tak
lama kemudian berdiri pula Kesultanan Palembang Darussalam dengan
"Susuhunan Abddurrahaman Khalifatul Mukmiminin Sayyidul Iman" sebagai
raja pertamanya. Kerajaan ini mengawinkan dua kebudayaan, maritim
peninggalan dari Sriwijaya dan agraris dari Majapahit dan menjadi pusat
perdagangan yang paling besar di Semenanjung Malaka pada masanya. Salah
satu raja yang paling terkenal pada masa ini adalah Sultan Mahmud
Badaruddin II yang sempat menang tiga kali pada pertempuran melawan
Eropa (Belanda dan Inggris). Pada zaman dahulu, Kesultanan Palembang
Darussalam memiliki 2 istana atau keraton, yakni Keraton Kuto Gawang
dan Keraton Kuto Besak.
Fase Kolonialisme
Setelah
jatuhnya Kesultanan Palembang Darussalam pasca kalahnya Sultan Mahmud
Badaruddin II pada pertempuran besar yang melibatkan Jendral de Kock,
Palembang nyaris menjadi kerajaan bawahan. Beberapa sultan setelah
Sultan Mahmud Badaruddin II yang menyatakan menyerah kepada Belanda,
berusaha untuk memberontak tetapi kesemuanya gagal dan berakhir dengan
pembumihangusan bangunan kesultanan. Setelah itu Palembang dibagi
menjadi dua keresidenan besar dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi
daerah Ilir dan Ulu.
Berikut beberapa objek wisata di sekitar kota Palembang, SUMSEL.
SUNGAI MUSI
Sungai
Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang
menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan
sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah
menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera
Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata
seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak
Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II,
Masjid Al Munawar, dll.
JEMBATAN AMPERA
Jembatan
Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di
atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang
Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada
tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta
tenaga ahli dari Jepang.
MASJID AGUNG
Masjid
Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, terletak di pusat Kota
Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan
dengan kapasitas 15.000 jemaah.
BENTENG KUTO BESAK
Sorot laser Gedung Kantor Walikota di latar belakang Benteng Kuto Besak |
Benteng
Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan
Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan
Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor
kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan
satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi
syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk
keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi
nama pahlawan Eropa.
GEDUNG KANTOR WALIKOTA
Gedung
Kantor Walikota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini
berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air
keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat
ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Walikota Palembang dan terdapat
lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam
hari.
KAMBANG IWAK FAMILY PARK
Air mancur di Kambang Iwak |
Kambang
Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota,
dekat dengan tempat tinggal walikota Palembang. Di tepian danau ini
terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari
libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak
cantik di waktu malam.
HUTAN WISATA PUNTI KAYU
Hutan Wisata Punti Kayu,
sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota
dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung.
Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat
hunian sekelompok monyet lokal.
TAMAN PURBAKALA KERAJAAN SRIWIJAYA
Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan
Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti
batu peninggalan Kerajaan di area ini.
MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT
Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya didalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya didalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
MUSEUM BALAPUTRADEWA
MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
Museum
Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan
Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton
Palembang Darussalam. Didalamnya terdapat banyak benda - benda
bersejarah Kota Palembang.
MUSEUM TEKSTIL
Museum
Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda - benda
tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.
KAWAH TENGKUREP
Sekelilingnya dipagari dengan batu bata, yang sebagian telah rusak. Di sisi yang menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang merupakan gerbang utama untuk memasuki kompleks makam. Di dalamnya, terdapat empat cungkup. Yaitu, tiga cungkup yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang kesultanan. Berikut nama-nama tokoh yang dimakamkan:
Cungkup I:
1. Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat tahun 1756 M)
2. Ratu Sepuh, istri pertama yang berasal dari Jawa Tengah
3. Ratu Gading, istri kedua yang berasal dari Kelantan (Malaysia)
4. Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio), istri ketiga yang berasal dari Cina
5. Nyimas Naimah, istri keempat yang berasal dari 1 Ilir (kini Guguk Jero Pager Kota Plembang Lamo)
6. Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan
Cungkup II:
1. Pangeran Ratu Kamuk (wafat tahun 1755 M)
2. Ratu Mudo (istri P. Kamuk)
3. Sayyid Yusuf Al Angkawi (Imam Sultan)
Cungkup III:
1. Sultan Ahmad Najamuddin (wafat tahun 1776 M)
2. Masayu Dalem (istri Najamuddin)
3. Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah (Imam Sultan dari Yaman)
Cungkup IV:
1. Sultan Muhammadi Bahauddin (wafat tahun 1803 Masehi)
2. Ratu Agung (istri Bahauddin)
3. Datuk Murni Hadad (Imam Sultan dari Arab Saudi)
4. Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya
Di luar keempat cungkup itu, masih terdapat beberapa makam. Antara lain, Susuhunan Husin Diauddin, yang wafat dalam pembuangan oleh Belanda di Jakarta, 4 Juli 1826. Semula, Husin Diauddin dimakamkan di Krukut tetapi kemudian dipindahkan ke Palembang.
MASJID CHENG HOO
Masjid Cheng Hoo Palembang sebenarnya bernama Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Palembang adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jakabaring Palembang. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, dan tokoh masyarakat Tionghoa di sekitar Palembang.
KAMPUNG KAPITAN
Kampung Kapitan terletak di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I adalah salah satu obyek wisata di Kota Palembang.
Kampung Kapitan pada zaman dahulu adalah tempat tinggal komunitas orang-orang yang berasal dari Tiongkok. Di kampung ini terdapat tiga rumah peninggalan marga Tjoa berukuran 24 x 50 meter. Diantara tiga rumah tersebut, ditengahnya digunakan untuk menyimpan abu kremasi keluarga yang meninggal, yang disebut sebagai Rumah Perabuan.
Pada saat ini keluarga yang tinggal di perumahan tersebut diperkirakan adalah keturunan yang ke-13 dari Marga Tjoa yakni ke;uarga Tjoa Kok Lin. Rumah-rumah tersebut dibangun pada sekitar abad ke-16 terbuat dari kayu Onglen.
Untuk naik keatas rumah melalui dua buah tangga yang terhubung menjadi satu diatas yang kemudian mengantar kita ke teras yang luas. Pada beranda depan terlihat beberapa foto-foto tua yang tergantung diruang tamu. Di antara foto-foto tua tersebut tampak seorang laki-laki dengan pakaian Tiongkok yang diyakini sebagai Kapitan Chou .
KAMPUNG ARAB
Perkampungan Arab ini berada di kelurahan tiga belas ulu kecamatan seberang ulu dua palembang. Secara geografis perkampungan Arab ini terletak di tepi sebelah selatan sungai musi sebelah timur sungai ketemenggungan serta di sebelah barat sungai kang-kang. Suku-suku yang mendiami kampung ini sebagian besar adalah suku al-munawar yang juga merupakan nama lorong masuk utama perkampungan ini. selain suku al-munawar terdapat juga beberapa suku lainnya seperti suku al-habsyi, al-hadad dan al-kaf.
FANTASY ISLAND
Address:
Jl. Sriwijaya ( Palembang – Indralaya) KM 13
Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati
Palembang – South Sumatera
BAGUS KUNING
Kilang Minyak Plaju dan Sungai Gerong merupakan kilang
minyak tertua dan cikal bakal dari PERTAMINA. Kilang Minyak Plaju mulai
menghasilkan pada Tahun 1900, sedangkan kilang minyak Sungai Gerong
selesai dibangun pada Tahun 1926. Pada masa lalu kilang minyak Plaju dan
Sungai Gerong ini merupakan penghasil minyak paling besar diantara
seluruh kilang minyak di Indonesia.
Jl. Sriwijaya ( Palembang – Indralaya) KM 13
Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati
Palembang – South Sumatera
BAGUS KUNING
Kompleks pemakaman ratu Bagus Kuning
terletak di kawasan Plaju, persisnya di belakang stadion Patra Jaya
Pertamina dan berseberangan dengan pabrik Pupuk Sriwijaya (Pusri).
Bila datang ke sana disambut oleh kera-kera buntut panjang. Kera ekor panjang ini, dalam bahasa Latinnya disebut Macaca fascicularis,
menurut legenda adalah siluman kera yang dikalahkan ratu dalam sebuah
pertarungan. Karena kekalahannya, maka siluman bersumpah anak
keturunannya akan mengawal dan menjaga Ratu Bagus Kuning sepanjang masa.
Di dalam kompleks pemakaman terdapat kubah berwarna kuning, kubah tanda makam Ratu Bagus Kuning. Sampai saat ini makam Ratu Bagus Kuning masih dikeramatkan. Ratu Bagus kuning dipercaya sebagai penyambung risalah nabi melalui para wali untuk menyebarkan agama Islam di kawasan Batang Hari Sembilan pada abad ke-16. Kawasan itu merupakan wilayah kekuasaannya. Bahkan menurut legenda masyarakat sekitar, Ratu Bagus Kuning hingga akhir hayatnya tidak pernah menikah dan tidak pernah mengalami menstruasi (selalu suci).
Selain makamnya yang keramat, kera-kera itu pun juga keramat. Tidak ada satu pun yang berani mengganggu kera-kera tersebut. Di antara puluhan kera itu, ada seekor kera besar yang menjadi ketua dari kumpulan kera di kawasan itu, biasa disebut dengan Kondor.
Di dalam kompleks pemakaman terdapat kubah berwarna kuning, kubah tanda makam Ratu Bagus Kuning. Sampai saat ini makam Ratu Bagus Kuning masih dikeramatkan. Ratu Bagus kuning dipercaya sebagai penyambung risalah nabi melalui para wali untuk menyebarkan agama Islam di kawasan Batang Hari Sembilan pada abad ke-16. Kawasan itu merupakan wilayah kekuasaannya. Bahkan menurut legenda masyarakat sekitar, Ratu Bagus Kuning hingga akhir hayatnya tidak pernah menikah dan tidak pernah mengalami menstruasi (selalu suci).
Selain makamnya yang keramat, kera-kera itu pun juga keramat. Tidak ada satu pun yang berani mengganggu kera-kera tersebut. Di antara puluhan kera itu, ada seekor kera besar yang menjadi ketua dari kumpulan kera di kawasan itu, biasa disebut dengan Kondor.
PULAU KEMARO
Pagoda di Pulau Kemaro |
Pulau Kemaro, sebuah
delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera.
Di sana terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio). Pulau
Kemaro terletak di daerah industri,yaitu di antara Pabrik Pupuk
Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong. Pulau kemaro berjarak
sekitar 40 km dari kota Palembang. Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi
yg terkenal di Sungai Musi. Di Pulau Kemaro juga terdapat kuil Budha
yang sering dikunjungi umat Budha untuk berdoa atau berziarah ke makam.
Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek.
Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang. Menurut legenda setempat, pada zaman dahulu, seorang putri Palembang dikirim untuk menikah dengan seorang anak raja dari Cina. Sang putri meminta 9 guci emas sebagai mas kawinnya. Untuk menghindari bajak laut maka guci-guci emas tersebut ditutup sayuran dan ketika sang anak raja membukanya dilihatnya hanya berisi sayuran maka guci-guci tersebut dibuangnya ke sungai. Rasa kecewa dan menyesal membuat sang anak raja memutuskan untuk menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam. Sang putri pun ikut menerjunkan diri ke sungai dan juga tenggelam. Sang putri dikuburkan di Pulau Kemaro dan dibangunlah kuil untuk mengenangnya.
KILANG MINYAK PERTAMINA
Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang. Menurut legenda setempat, pada zaman dahulu, seorang putri Palembang dikirim untuk menikah dengan seorang anak raja dari Cina. Sang putri meminta 9 guci emas sebagai mas kawinnya. Untuk menghindari bajak laut maka guci-guci emas tersebut ditutup sayuran dan ketika sang anak raja membukanya dilihatnya hanya berisi sayuran maka guci-guci tersebut dibuangnya ke sungai. Rasa kecewa dan menyesal membuat sang anak raja memutuskan untuk menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam. Sang putri pun ikut menerjunkan diri ke sungai dan juga tenggelam. Sang putri dikuburkan di Pulau Kemaro dan dibangunlah kuil untuk mengenangnya.
KILANG MINYAK PERTAMINA
PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri, merupakan Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk .
Secara legal, PT Pusri resmi didirikan berdasarkan Akta Notaris Eliza
Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT Pusri,
yang memiliki kantor pusat dan pusat produksi berkedudukan di
Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk urea pertama di
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar